liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Sejarah Tabir Surya, Rangkaian Perawatan Kulit 

Sejarah Tabir Surya, Rangkaian Perawatan Kulit 

JAKARTA, selebritis.id – Banyak orang mungkin tidak tahu sejarah tabir surya. Sebenarnya skincare ini cukup sering digunakan setiap harinya.

Sunscreen atau tabir surya adalah rangkaian produk perawatan kulit untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV). Terlepas dari manfaatnya, tabir surya memiliki sejarah panjang.

Lancar Cosmoderma.org, Jumat (28/4/2023) pada tahun 4000 SM bangsa Mesir sudah menggunakan ekstrak bekatul, melati, lupin untuk melindungi kulit dari panasnya sinar matahari. Bahan-bahan tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Bekatul dapat menyerap sinar ultraviolet, melati dapat membantu memperbaiki DNA, sedangkan lupin dapat mencerahkan kulit.

Pada tahun 1938, seorang mahasiswa kimia Swiss bernama Franz Greiter menderita sengatan matahari setelah mendaki Gunung Piz Buin. Kejadian yang dialaminya inilah yang kemudian menginspirasinya untuk menciptakan sunscreen atau tabir surya.

Enam tahun kemudian, Benjamin Green, seorang pilot dan apoteker, menggunakan minyak hewan peliharaan merah (petrolatum veteriner merah) untuk melindungi dirinya dan tentara lainnya dari radiasi ultraviolet selama Perang Dunia II. Saat itu, tekstur yang ia buat terasa berat dan menggumpal.

Seiring waktu, Franz Greiter juga mengembangkan tabir surya buatan sendiri. Hingga tahun 1946, ia memasarkan produk krim gletser dengan merek Piz Buin. Pada tahun 1970, merek Piz Buin meluncurkan produk tabir surya dengan filter ultraviolet (UV) A dan B.

Delapan tahun kemudian, Food and Drug Administration (FDA) mengusulkan penetapan standar tabir surya untuk keamanan dan efektivitas. Standar-standar ini mencakup penetapan pengujian dan pelabelan SPF (Sun Protection Factor). Selanjutnya, pada tahun 1988, FDA menyetujui tabir surya yang mengandung filter UVA dan UVB khusus.

Tabir surya dengan SPF 15 hingga 30 mulai dipasarkan pada tahun 1990-an. Saat ini, tabir surya hadir dalam berbagai tekstur, mulai dari krim, gel, stik, hingga semprotan.

Editor: Endang Oktaviyanti

Ikuti Berita Selebriti di Berita Google

Konten di bawah ini disajikan oleh Pengiklan. Wartawan Celebrities.id tidak terlibat dalam materi konten ini.